Gus Ipul: Gerakan Peduli Tetangga Dapat Menyelesaikan Masalah Sosial di Lingkungan
KBRN, Surabaya : Wakil
Gubernur Jawa Timur Drs Saifullah Yusuf yang akrab disapa Gus Ipul,mensosialisasikan
Gerakan Peduli tetangga di depan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Sekdes di
Kantor Badiklat Jatim Surabaya, Rabu Malam (24/2).
Gus Ipul menyerukan gerakan peduli tetangga ini dapat menyelesaikan masalah sosial di lingkungan yang kita tempati. Dia mencontohkan, apabila ada tetangga yang sakit selayaknya sebagai tetangga kita tdiak boleh diam atau “cuek”. Gerakan yang diinisiasinya ini untuk menyikapi semakin lunturnya perhatian dan kepedulian terhadap sesama, khususnya mereka yang ada di lingkungan sekitar. Antar tetangga satu dengan lainnya saling cuek dan acuh tak acuh.
“Gerakan ini untuk membangkitkan kesadaran bahwa bertetangga bukanlah soal kedekatan tempat tinggal, tapi lebih dari itu, tetangga adalah orang terdekat yang bisa kita andalkan saat terjadi sesuatu pada kita, jadi mari kita sukeskan gerakan ini, agar hubungan persaudaraan dengan tetangga makin baik, semangat gotong royong dan kebersamaan kembali menyala, dan muaranya, Indonesia bisa lebih bersatu” ujarnya.
Menurutnya, untuk menjadi warga negara yang baik, harus diawali dengan menjadi tetangga yang baik dan peduli dengan lingkungannya. Caranya, dengan menjaga silaturahmi, gotong royong, dan bersama-sama mencari jalan keluar dari setiap masalah yang timbul di lingkungan sekitar.
“Contohnya, warga baru tahu tetangganya digerebek karena rumahnya dijadikan sarang teroris dari televisi, atau baru tahu tetangganya yang menderita kelaparan, atau tidak bisa sekolah setelah diangkat di media sosial atau koran, dan masih banyak kasus lainnya” lanjutnya.
Jika hubungan antar tetangga kondusif, maka hubungan antar desa juga ikut kondusif, kemudian hubungan antar kecamatan ikut kondusif, kemudian antara kabupaten/kota solid, begitu seterusnya ke tingkat diatasnya hingga terciptalah Indonesia yang solid, kuat, bersatu, dan maju.
Menurut Gus Ipul, melalui Gerakan Peduli Tetangga, pihaknya berharap dapat membangun kembali kesadaran, bahwa bertetangga bukanlah soal kedekatan tempat tinggal. Bukan sekadar komunikasi sewaktu-waktu, dan bukan sebagai tempat berkembang biaknya persoalan, tapi juga tempat menemukan jalan keluar dan saling berbagi. Gus Ipul bercerita, ide mengkampanyekan Gerakan Peduli Tetangga muncul, setelah dirinya bersama pemerhati politik dan sosial, Eep Saefulloh Fatah, melihat keprihatinan kondisi nilai-nilai luhur bangsa semakin terkikis.
Hidup pertetanggaan tidak seakrab dulu, makin banyak orang yang hanya peduli pada dirinya sendiri, tidak peduli pada lingkungan sekitarnya.
Dengan begitu, hubungan orang bertetangga kembali baik, semangat gotong royong dan kebersamaan juga kembali muncul. Sehingga upaya membangun Indonesia berbasis Rukun Tetangga (RT) bisa mulai diwujudkan.
"Makanya, motto yang diusung adalah, Gandeng Tangan Jaga Lingkungan," tegasnya.
Salah satu peserta pelatihan , Ahmad Munif sekdes di Kabupaten Lamongan menyatakan bahwa program yang disampaikan Gus Ipul sangat bermanfaat bagi warga sekitarnya. Tujuannya untuk mengembalikan sifat tradisi budaya asli Indonesia yakni ke gotong royongan.
“Setelah pelatihan ini akan saya sosialisasikan program Gus Ipul tersebut ke desa kami. Sehingga masyarakat dapat hidup lebih peduli tehadap sesamanya terutama tetangganya,” ujarnya. (humasjatim/TK/rpp/BCS)
Gus Ipul menyerukan gerakan peduli tetangga ini dapat menyelesaikan masalah sosial di lingkungan yang kita tempati. Dia mencontohkan, apabila ada tetangga yang sakit selayaknya sebagai tetangga kita tdiak boleh diam atau “cuek”. Gerakan yang diinisiasinya ini untuk menyikapi semakin lunturnya perhatian dan kepedulian terhadap sesama, khususnya mereka yang ada di lingkungan sekitar. Antar tetangga satu dengan lainnya saling cuek dan acuh tak acuh.
“Gerakan ini untuk membangkitkan kesadaran bahwa bertetangga bukanlah soal kedekatan tempat tinggal, tapi lebih dari itu, tetangga adalah orang terdekat yang bisa kita andalkan saat terjadi sesuatu pada kita, jadi mari kita sukeskan gerakan ini, agar hubungan persaudaraan dengan tetangga makin baik, semangat gotong royong dan kebersamaan kembali menyala, dan muaranya, Indonesia bisa lebih bersatu” ujarnya.
Menurutnya, untuk menjadi warga negara yang baik, harus diawali dengan menjadi tetangga yang baik dan peduli dengan lingkungannya. Caranya, dengan menjaga silaturahmi, gotong royong, dan bersama-sama mencari jalan keluar dari setiap masalah yang timbul di lingkungan sekitar.
“Contohnya, warga baru tahu tetangganya digerebek karena rumahnya dijadikan sarang teroris dari televisi, atau baru tahu tetangganya yang menderita kelaparan, atau tidak bisa sekolah setelah diangkat di media sosial atau koran, dan masih banyak kasus lainnya” lanjutnya.
Jika hubungan antar tetangga kondusif, maka hubungan antar desa juga ikut kondusif, kemudian hubungan antar kecamatan ikut kondusif, kemudian antara kabupaten/kota solid, begitu seterusnya ke tingkat diatasnya hingga terciptalah Indonesia yang solid, kuat, bersatu, dan maju.
Menurut Gus Ipul, melalui Gerakan Peduli Tetangga, pihaknya berharap dapat membangun kembali kesadaran, bahwa bertetangga bukanlah soal kedekatan tempat tinggal. Bukan sekadar komunikasi sewaktu-waktu, dan bukan sebagai tempat berkembang biaknya persoalan, tapi juga tempat menemukan jalan keluar dan saling berbagi. Gus Ipul bercerita, ide mengkampanyekan Gerakan Peduli Tetangga muncul, setelah dirinya bersama pemerhati politik dan sosial, Eep Saefulloh Fatah, melihat keprihatinan kondisi nilai-nilai luhur bangsa semakin terkikis.
Hidup pertetanggaan tidak seakrab dulu, makin banyak orang yang hanya peduli pada dirinya sendiri, tidak peduli pada lingkungan sekitarnya.
Dengan begitu, hubungan orang bertetangga kembali baik, semangat gotong royong dan kebersamaan juga kembali muncul. Sehingga upaya membangun Indonesia berbasis Rukun Tetangga (RT) bisa mulai diwujudkan.
"Makanya, motto yang diusung adalah, Gandeng Tangan Jaga Lingkungan," tegasnya.
Salah satu peserta pelatihan , Ahmad Munif sekdes di Kabupaten Lamongan menyatakan bahwa program yang disampaikan Gus Ipul sangat bermanfaat bagi warga sekitarnya. Tujuannya untuk mengembalikan sifat tradisi budaya asli Indonesia yakni ke gotong royongan.
“Setelah pelatihan ini akan saya sosialisasikan program Gus Ipul tersebut ke desa kami. Sehingga masyarakat dapat hidup lebih peduli tehadap sesamanya terutama tetangganya,” ujarnya. (humasjatim/TK/rpp/BCS)
Perhatian !!! Perhatian !!!!
BalasHapusAdakah anda memerlukan pinjaman? Adakah anda memerlukan pinjaman segera untuk membersihkan hutang anda atau anda memerlukan pinjaman modal untuk meningkatkan perniagaan anda? Adakah anda pernah ditolak oleh bank dan agensi kewangan yang lain? Cuma perlu, kerana kita berada di sini untuk semua masalah kewangan anda. Kami memberi pinjaman pada kadar faedah sebanyak 2% kepada orang ramai, syarikat dan masyarakat dengan cara yang jelas dan mudah difahami, terma dan syarat ini.
Tiada pemeriksaan kredit diperlukan, 100% dijamin. Sila memohon sekarang melalui e-mel kami dan anda akan gembira anda lakukan kerana kami akan membuat semua masalah kewangan anda satu perkara yang telah lalu.
Emel kami di: (Caroljonesloanfirm@gmail.com)