Header Ads

stop peredaran rokok ilegal

44 Persen Kebutuhan Migas Nasional Disuplai Madura

PAMEKASAN – Potensi sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Madura terbilang melimpah. Indikasinya, kebutuhan minyak dan gas (migas) nasional 44 persen di antaranya disuplai dari Madura. Sisanya, diambilkan dari berbagai daerah penghasil migas lainnya di luar Madura.

”Madura itu menjadi salah satu daerah penghasil migas yang diandalkan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan migas nasional,” ujar Mat Nasir selaku anggota Komisi VII DPR-RI saat ditemui Jawa Pos Radar Madura di sebuah acara di Kecamatan Pasean, Pamekasan.

Menurut Mat Nasir, warga Madura seharusnya lebih sejahtera dan mendapatkan perhatian lebih besar dari pemerintah. Sebab, sumbangan migasnya cukup besar dibanding daerah lain di Indonesia. ”Karena migas itu harus dikelola untuk kepentingan masyarakat, maka sudah seharusnya pemerintah memberikan perhatian ekstra ke warga Madura. Utamanya, penduduk yang berdomisili di sekitar daerah penghasil migas. Informasi yang saya terima, dana kompensasi yang diterima warga masih minim,” ungkapnya.

Mat Nasir mencontohkan, Sumenep adalah salah satu kabupaten di Madura yang menghasilkan migas. Kenyataannya, listrik belum menyala 24 jam di beberapa kepulauan di Sumenep. Sebut saja Pulau Masalembu, Kangayan, Sapeken, dan Gili Raja. ”Nasib pulau yang lain juga sama. Padahal, kepulauan tersebut lokasinya berdekatan dengan daerah eksploitasi migas. Setahu saya hanya di Pulau Pagerungan saja listrik menyala 24 jam” papar legislator asal Kecamatan Tanah Merah, Bangkalan itu.

Politikus berusia 35 tahun itu berpendapat, semua kebutuhan kabupaten penghasil migas seharusnya diakomodasi dan dipenuhi oleh pemerintah. ”Apalagi kalau hanya listrik. Rakyat itu tidak minta gratis alias bersedia membayar tagihan listrik kok. Saya menilai ini aneh kalau kabupaten penghasil migas malah tidak mendapat perhatian dari pemerintah. Saya minta pemerintah lebih memerhatikan kondisi sosial masyarakat kabupaten penghasil migas. Jangan sampai ada kesan mengeruk kekayaan alamnya saja,” ingatnya.

Mat Nasir mengungkapkan, pihaknya akan mengawasi semua kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) di empat kabupaten se-Madura. Termasuk, pemberian bantuan dana bagi masyarakat yang terkena dampak. ”Sumur migas di tiga kabupaten di Madura sudah ada yang berproduksi. Khusus Pamekasan baru tahap rencana melakukan sosialisasi. Nanti akan kami telusuri detail kegiatan eksplorasi dan eksploitasi SKKK Migas di Madura,” janjinya.

Sementara itu, Kepala Bappeda Sumenep R Moh. Idris kepada Jawa Pos Radar Madura mengakui jika listrik di sejumlah kepulauan tidak menyala 24 jam. Tapi, kondisi itu tidak dibiarkan oleh Pemkab Sumenep. Buktinya, pemkab terus berusaha agar masyarakat kepulauan bisa menikmati listrik 24 jam. ”Pemkab memang tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian dan harus berkoordinasi dengan PT PLN (Persero). Itu dilakukan untuk mengetahui kesiapan pengembangan jaringan listrik di kepulauan,” terangnya.

Di tempat terpisah, Shalah Syamlan selaku Kabag SDA Setkab Pamekasan mengatakan, sampai kemarin belum ada kegiatan eksploitasi migas di Kota Gerbang Salam. ”Kalau tahap eksplorasi memang ada di perbatasan laut Pasongsongan dan Pasean. Tapi, belum ada sosialisasi terhadap nelayan dan masyarakat setempat. Jika memang ada, Pemkab Pamekasan pasti mengawal pemberian kontribusi. Termasuk, kewajiban-kewajiban lain yang harus diberikan kepada warga,” tegasnya. (sid/yan) (radar)

Tidak ada komentar