Ibu Ini Cegat Bupati Pamekasan Saat Meninjau Lokasi Sumur Bor
Pamekasan, 21/10 - Maftuhah (60) yang didampingi anak angkatnya Hayati warga Dusun utara, Desa Gugul, kecamatan Tlanakan, mencegat rombongan Pemkab Pamekasan saat meninjau lokasi sumur Bor di Desa Bukek, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Selasa (21/10/14) pagi.
Kepada sejumlah pejabat yang ada saat itu, ibu yang memakai kaos dengan mengenakan topi petani di kepalanya (caping) sambil menggendong anak kecil itu menanyakan Bupati Pamekasan Achmad Syafii.
"Mana Pak Bupati, saya ingin ketemu pak Bupati," kata ibu itu dengan wajah iba itu. Mendengar perkataan itu, Bupati keluar dari barisan pejabat dan menemui ibu tersebut.
"Ada apa buk, apa ada yang perlu disampaikan kepada saya," kata Bupati Pamekasan dengan menggunakan bahasa Madura.
Setelah bertemu dengan orang nomor satu di lingkungan Pemkab Pamekasan itu, wajah ibu yang berpakaian lusuh dengan raut wajah iba seolah penuh beban itu tiba-tiba menghela nafas seolah tak percaya jika yang ditemuinya adalah seorang Bupati. Sesekali bibirnya menyelipkan senyum meskipun matanya dipenuhi tatapan kosong.
"Pak, anak saya ini sudah 10 tahun tidak bisa berjalan, sudah saya bawa ke dokter dan sudah terapi beberapa kali tetapi tetap tidak bisa jalan," curhatnya kepada Bupati saat ini.
"Kata dokter anak saya sering panas, karena sering panas akhirnya kena ke otaknya pak, sehingga tidak bisa jalan," sambungnya.
Sambil menepuk punggung ibu yang sudah tidak muda lagi itu, Bupati menanyakan beberapa hal tentang anak malang itu.
"Anak ibuk sudah dibawa kemana saja buk, dan diterapi dimana," kata Syafii saat itu.
Menanggapi pertanyaan Bupati, Maftuhah mengatakan, anaknya itu di terapi di Rumah Sakit Slamet Martodirdjo Pamekasan, dan sudah 6 kali terapi tetapi tidak kunjung sembuh.
"Buk, terapi itu memang tidak langsung sembuh, butuh waktu lama, jadi ibu harus sabar dan terus ikhtiyar serta berdo'a untuk kesembuhan anak ibu," kata mantan anggota DPR RI itu.
Selain itu, Maftuhah juga mengeluh kepada Bupati lantaran sudah tidak punya biaya untuk mengobati anaknya, selama ini anaknya berobat ke rumah sakit dengan meminjam kartu BPJS kesehatan dari tetangganya. Sehingga Bupati Pamekasan memerintahkan bawahannya untuk membatu menguruskan kartu BPJS kesehatan bagi anak ibu yang malang itu.
Kepada Bupati, Maftuhah juga menceritakan, selama 10 tahun ia terus menggendong anaknya untuk beraktifitas, untuk mandi, makan, bermain, bahkan untuk pergi ke sekolah anaknya itu harus digendong.
Dalam kesempatan itu, Bupati memberikan bantuan uang dalam amplop berwarna putih kepada Ibu tersebut, tidak disebutkan berapa jumlah uang yang berada dalam amplop itu. (EA/MM) (Media Madura)
Kepada sejumlah pejabat yang ada saat itu, ibu yang memakai kaos dengan mengenakan topi petani di kepalanya (caping) sambil menggendong anak kecil itu menanyakan Bupati Pamekasan Achmad Syafii.
"Mana Pak Bupati, saya ingin ketemu pak Bupati," kata ibu itu dengan wajah iba itu. Mendengar perkataan itu, Bupati keluar dari barisan pejabat dan menemui ibu tersebut.
"Ada apa buk, apa ada yang perlu disampaikan kepada saya," kata Bupati Pamekasan dengan menggunakan bahasa Madura.
Setelah bertemu dengan orang nomor satu di lingkungan Pemkab Pamekasan itu, wajah ibu yang berpakaian lusuh dengan raut wajah iba seolah penuh beban itu tiba-tiba menghela nafas seolah tak percaya jika yang ditemuinya adalah seorang Bupati. Sesekali bibirnya menyelipkan senyum meskipun matanya dipenuhi tatapan kosong.
"Pak, anak saya ini sudah 10 tahun tidak bisa berjalan, sudah saya bawa ke dokter dan sudah terapi beberapa kali tetapi tetap tidak bisa jalan," curhatnya kepada Bupati saat ini.
"Kata dokter anak saya sering panas, karena sering panas akhirnya kena ke otaknya pak, sehingga tidak bisa jalan," sambungnya.
Sambil menepuk punggung ibu yang sudah tidak muda lagi itu, Bupati menanyakan beberapa hal tentang anak malang itu.
"Anak ibuk sudah dibawa kemana saja buk, dan diterapi dimana," kata Syafii saat itu.
Menanggapi pertanyaan Bupati, Maftuhah mengatakan, anaknya itu di terapi di Rumah Sakit Slamet Martodirdjo Pamekasan, dan sudah 6 kali terapi tetapi tidak kunjung sembuh.
"Buk, terapi itu memang tidak langsung sembuh, butuh waktu lama, jadi ibu harus sabar dan terus ikhtiyar serta berdo'a untuk kesembuhan anak ibu," kata mantan anggota DPR RI itu.
Selain itu, Maftuhah juga mengeluh kepada Bupati lantaran sudah tidak punya biaya untuk mengobati anaknya, selama ini anaknya berobat ke rumah sakit dengan meminjam kartu BPJS kesehatan dari tetangganya. Sehingga Bupati Pamekasan memerintahkan bawahannya untuk membatu menguruskan kartu BPJS kesehatan bagi anak ibu yang malang itu.
Kepada Bupati, Maftuhah juga menceritakan, selama 10 tahun ia terus menggendong anaknya untuk beraktifitas, untuk mandi, makan, bermain, bahkan untuk pergi ke sekolah anaknya itu harus digendong.
Dalam kesempatan itu, Bupati memberikan bantuan uang dalam amplop berwarna putih kepada Ibu tersebut, tidak disebutkan berapa jumlah uang yang berada dalam amplop itu. (EA/MM) (Media Madura)
Post a Comment