Kemarau, Program Pengeloaan Air Gagal?
PAMEKASAN – Pada tahun ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan mendapatkan dana sebesar Rp 5 miliar dari pemerintah pusat untuk program pengembangan kinerja pengelolaan air minum yang dikhususkan di daerah rawan kekeringan. Namun program tersebut gagal dilaksanakan tahun 2014 ini.
Dengan anggaran cukup besar yang akan dibuatkan penyediaan infrastruktur air minum berupa sumur bor di 16 titik lokasi yang tersebar di 16 desa dan 7 kecamatan itu, pengerjaannya membutuhkan waktu sekitar 4 sampai 5 bulan. Dengan minimnya waktu yang dimiliki, program tersebut akan dijadwal ulang pada tahun 2015 mendatang.
Anggaran tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu dibagi menjadi dua kategori. Dana reguler sebesar Rp 2,515.601.000, dan dana tambahan sebesar Rp 2.509,689.600, serta Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2014 ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang ( PU Cikatarung) Pamekasan, Muharram mengatakan perencanaan program air bersih di daerah rawan kekeringan sudah final pada bulan Juni lalu. Namun karena pelaksanaan proyek pro rakyat itu terkendala ditahap lelang, sebab proses lelang tahun ini berjalan lamban karena ada persyaratan baru yang harus dipenuhi oleh rekanan yang akan mengerjakan proyek tersebut.
“Jadi, program air bersih dengan anggaran 5 miliar itu tidak bisa dilaksanakan tahun ini, kami akan jadwal ulang di tahun 2015 nanti. Harapan kami pada musim kemarau tahun depan air bersih sudah bisa dinikmati oleh masyarakat yang selama ini menjadi daerah kekeringan,” katanya.
Pencarian titik sumber mata air dilakukan dengan menggunakan geolistrik, yaitu alat dengan metode geofisika aktif yang menggunakan arus listrik untuk menyelidiki material di bawah permukaan bumi.
Dengan cara seperti itu kemungkinan untuk mendapatkan sumur bor yang debit air besar lebih presisi (tepat), sehingga diharapkan banyak melayani kebutuhan air bersih masyarakat yang berada di sekitar sumur tersebut yang selama ini menjadi langganan daerah krisis air.
“Lokasi yang kami pilih itu sesuai dengan pengajuan dari masyarakat melalui desa, setelah kami lakukan survei memang masyarakatnya masih kesulitan air bersih, utamanya saat musim kemarau,” ungkapnya.
Data pada Pamekasan PU Cikatarung, proyek sumur bor itu akan ditempatkan di Desa Pamoroh, Kecamatan Kadur. Desa Kaduara Barat, Larangan Luar, Larangan Dalam, Kecamatan Larangan. Desa Palengan Daja, Potoan Daja, Rek-Kerek, Kecamatan Palengaan. Desa Nyalabu Daja, Kecamatan Kota. Desa Tanpojung Tenggina, Tronto Ares, Kecamatan waru. Desa Candi Burung, Panagguan, Kecamatan Proppo, dan Desa Tanjung, Sana Laok, Pegantenan, Bulangan Barat, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan. (koranmadura.com)
Dengan anggaran cukup besar yang akan dibuatkan penyediaan infrastruktur air minum berupa sumur bor di 16 titik lokasi yang tersebar di 16 desa dan 7 kecamatan itu, pengerjaannya membutuhkan waktu sekitar 4 sampai 5 bulan. Dengan minimnya waktu yang dimiliki, program tersebut akan dijadwal ulang pada tahun 2015 mendatang.
Anggaran tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu dibagi menjadi dua kategori. Dana reguler sebesar Rp 2,515.601.000, dan dana tambahan sebesar Rp 2.509,689.600, serta Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2014 ini.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang ( PU Cikatarung) Pamekasan, Muharram mengatakan perencanaan program air bersih di daerah rawan kekeringan sudah final pada bulan Juni lalu. Namun karena pelaksanaan proyek pro rakyat itu terkendala ditahap lelang, sebab proses lelang tahun ini berjalan lamban karena ada persyaratan baru yang harus dipenuhi oleh rekanan yang akan mengerjakan proyek tersebut.
“Jadi, program air bersih dengan anggaran 5 miliar itu tidak bisa dilaksanakan tahun ini, kami akan jadwal ulang di tahun 2015 nanti. Harapan kami pada musim kemarau tahun depan air bersih sudah bisa dinikmati oleh masyarakat yang selama ini menjadi daerah kekeringan,” katanya.
Pencarian titik sumber mata air dilakukan dengan menggunakan geolistrik, yaitu alat dengan metode geofisika aktif yang menggunakan arus listrik untuk menyelidiki material di bawah permukaan bumi.
Dengan cara seperti itu kemungkinan untuk mendapatkan sumur bor yang debit air besar lebih presisi (tepat), sehingga diharapkan banyak melayani kebutuhan air bersih masyarakat yang berada di sekitar sumur tersebut yang selama ini menjadi langganan daerah krisis air.
“Lokasi yang kami pilih itu sesuai dengan pengajuan dari masyarakat melalui desa, setelah kami lakukan survei memang masyarakatnya masih kesulitan air bersih, utamanya saat musim kemarau,” ungkapnya.
Data pada Pamekasan PU Cikatarung, proyek sumur bor itu akan ditempatkan di Desa Pamoroh, Kecamatan Kadur. Desa Kaduara Barat, Larangan Luar, Larangan Dalam, Kecamatan Larangan. Desa Palengan Daja, Potoan Daja, Rek-Kerek, Kecamatan Palengaan. Desa Nyalabu Daja, Kecamatan Kota. Desa Tanpojung Tenggina, Tronto Ares, Kecamatan waru. Desa Candi Burung, Panagguan, Kecamatan Proppo, dan Desa Tanjung, Sana Laok, Pegantenan, Bulangan Barat, Kecamatan Pegantenan, Pamekasan. (koranmadura.com)
Post a Comment