IPM Memprihatinkan, Pamekasan Berada di Urutan Ke-31 Se-Jatim
PAMEKASAN – Indeks pembangunan manusia (IPM) yang merupakan gambaran pencapaian tingkat kesejahteraan masyarakat di Pamekasan tergolong rendah. Buktinya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), IPM Pamekasan masih berada pada urutan ke 31 dari 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur (Jatim).
Kepala BPS Endang Sulastri menjelaskan, gambaran pencapaian kesejahteraan masyarakat diukur melalui tiga indikator penting. Yakni kesehatan, pengetahuan, dan kemampuan ekonomi rumah tangga. Dari tiga indikator itu, Pamekasan masih masuk pada kategori rendah.
”Dimensi kesehatan diukur melalui rata-rata angka harapan hidup penduduk. Pengetahuan diukur dari angka melek huruf dan rata-rata lamanya bersekolah. Sementara kemampuan ekonomi rumah tangga diukur dari daya beli yang didekati dengan pengeluaran per kapita riil yang telah disesuaikan,” terang Endang.
Namun demikian, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan jika dibandingkan dengan kabupaten lain di wilayah Madura, IPM Pamekasan merupakan yang tertinggi. Sebab, keberhasilan pembangunan manusia suatu wilayah tidak hanya dilihat besaran nilai IPM tapi juga dapat dilihat dari kemampuan untuk mendekatkan angka IPM ke kondisi ideal.
”Jika mengacu pada pencapaian IPM selama dua tahun terakhir, Pamekaksan akan mencapai tingkat IPM ideal sekitar 16,8 tahun lagi,” ungkapnya. Endang lalu menyebutkan, berdasarkan data 2013, IPM Bangkalan 66,19; Sampang 62,39; Sumenep 66,89; dan Pamekasan 67,17.
Pemkab, saran Endang, harus lebih optimal menggenjot berbagai hal agar Pamekasan IPM meningkat. Di antaranya, pemkab harus menggenjot daya beli dalam hal ekonomi, mengupayakan kurangnya kematian bayi dalam hal kesehatan, dan meningkatkan rata-rata lama sekolah serta penurunan angka buta huruf dalam hal pendidikan.
”Konstribusi tertinggi terhadap IPM Pamekasan 2013 disumbang oleh indeks pendidikan sebesar 70,59 persen, tertinggi kedua disumbang indeks kesehatan sebesar 66,98 persen, dan yang ketiga yaitu daya beli dengan besaran 63,92 persen,” tukas Endang. (sin/hud) (radar madura)
Kepala BPS Endang Sulastri menjelaskan, gambaran pencapaian kesejahteraan masyarakat diukur melalui tiga indikator penting. Yakni kesehatan, pengetahuan, dan kemampuan ekonomi rumah tangga. Dari tiga indikator itu, Pamekasan masih masuk pada kategori rendah.
”Dimensi kesehatan diukur melalui rata-rata angka harapan hidup penduduk. Pengetahuan diukur dari angka melek huruf dan rata-rata lamanya bersekolah. Sementara kemampuan ekonomi rumah tangga diukur dari daya beli yang didekati dengan pengeluaran per kapita riil yang telah disesuaikan,” terang Endang.
Namun demikian, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan jika dibandingkan dengan kabupaten lain di wilayah Madura, IPM Pamekasan merupakan yang tertinggi. Sebab, keberhasilan pembangunan manusia suatu wilayah tidak hanya dilihat besaran nilai IPM tapi juga dapat dilihat dari kemampuan untuk mendekatkan angka IPM ke kondisi ideal.
”Jika mengacu pada pencapaian IPM selama dua tahun terakhir, Pamekaksan akan mencapai tingkat IPM ideal sekitar 16,8 tahun lagi,” ungkapnya. Endang lalu menyebutkan, berdasarkan data 2013, IPM Bangkalan 66,19; Sampang 62,39; Sumenep 66,89; dan Pamekasan 67,17.
Pemkab, saran Endang, harus lebih optimal menggenjot berbagai hal agar Pamekasan IPM meningkat. Di antaranya, pemkab harus menggenjot daya beli dalam hal ekonomi, mengupayakan kurangnya kematian bayi dalam hal kesehatan, dan meningkatkan rata-rata lama sekolah serta penurunan angka buta huruf dalam hal pendidikan.
”Konstribusi tertinggi terhadap IPM Pamekasan 2013 disumbang oleh indeks pendidikan sebesar 70,59 persen, tertinggi kedua disumbang indeks kesehatan sebesar 66,98 persen, dan yang ketiga yaitu daya beli dengan besaran 63,92 persen,” tukas Endang. (sin/hud) (radar madura)
Post a Comment