Mengapa Islam Nusantara Tidak Butuh Program Gender Dari Luar, Dan Mengapa Tidak Butuh Ide Mahram
Kim-Kamboja - Kini program penyesatan perempuan Islam Nusantara bertebaran dimana-mana, dari kiri, kanan, dari kelompok celana cingkrang, hingga yg islam funding... Mulai dari penyesatan perlunya perempuan bebaskan diri dari kultur patriarki budaya Inodnesia hingga perempuan indonesia harus ada mahram kalau bepergian atau naik haji...
Coba tengok dan belajar sejarah... Para pengembara dari Eropa di abad 16 terkaget-kaget melihat perempuan Nusantara bebas berdagang dan mengembara sendirian di atas kapal....Dan tidak perlu mahram dan merasa aman...
Ada banyak perempuan masa itu terkenal sebagai pedagang dan pengembara antar pulau. Sebut saja Nyai Gede Pinatih dari Gresik, ibu angkat Sunan Giri Prabu Satmata, yg dikenal sebagai pedagang sukses dan kaya raya.... Sunan Giri di masa mudanya pernah ke Banjarmasin membawa dagangan ibunya itu... Juga ada Nyai Tingkir, ibunda Jaka Tingkir yg juga usahawan sukses...
Jadi waktu itu perempuan Islam Nusantara betul-betul menikmati kebebasan...tidak butuh mahram... dan juga tidak kenal yg namanya budaya patriarki Nusantara.. lha wong peradabannya sudah demikian membentuk karakter perempuan yg mandiri dan bebas...
Baru kemudian datang orang-orang Barat, berkulitputih, ke Nusantara, menjajah, sekaligus membawa paham FREE SEX hingga muncul penyakit kelamin menular (seperti sipilis, kini AIDS). Waktu itu namanya "penyakit Portugis". Orang Spanyol menyebutnya "penyakit Franchi".
Sejak itu perempuan Nusantara menjadi tidak aman. Kemana-mana selalu diintai para bule yg selalu bernafsu liar dan tidak kenal norma seksualitas... Sehingga muncullah ide untuk membatasi ruang gerak perempuan agar tidak menjadi korban free sex bule itu. Bersamaan dengan terkurungnya perempuan ke dunia privat, dunia perdagangan Nusantara pun ikut surut, digantikan ekspansi monopoli Kompeni dan orang-orang Eropa lainnya.... Akibatnya, Nusantara jadi rusak dan binasa.... Dan orang-orang bule pun jadi panas, gak bisa lagi free sex, jadi impor perempuan bule dari Eropa untuk memuaskan nafsu bebas itu... Tapi lama-lama jatah perempuan bule selalu kurang...
Dari sana kemudian muncul ide dari kaum bule terpelajar untuk membawa kembali perempuan Nusantara ke ruang publik atas nama EMANSIPASI... untuk memenuhi layanan FREE SEX itu... Dan, bersamaan dengan munculnya sekolah-sekolah modern, perempuan Nusantara pun terpesona dengan ide perempuan modern.. Muncul Kartini.. hingga Dewi Sartika.. lalu ada program jender kini...
Tapi kita lupa bahwa EMANSIPASI juga berarti menyebarnya penyakit kelamin masuk ke dalam ruang privat keluarga ISLAM NUSANTARA......!!! Pas masuk kelompok wahabi yg juga dipompa dari para orientalis, intervensi RUANG PRIVAT dan penyebaran penyakit dalam RUANG PRIVAT itu lalu disakralkan dengan argumen perlunya perempuan Islam Nusantara didampingi MAHRAM saat keluar!!!!
Jadi, hancur sudah...Negara hancur, dagang berantakan, perempuan diprivatkan, kebudayaan dipatriarkikan, lalu keluarga islam Nusantara pun dinodai dengan penyakti kelamin.... itulah bencana FREE SEX yg mensakralkan program gender dan mahramisasi.......!!!
Mestinya yg harus di-MAHRAM-kan itu adalah para bule yg doyan free sex dan para penganjur emansipasi dan kesetaraan jender.....!!!!
#refleksi mengenang Nyai Gede Pinatih... lahal fatihah....
Oleh : Ust. Ahmad Baso
Coba tengok dan belajar sejarah... Para pengembara dari Eropa di abad 16 terkaget-kaget melihat perempuan Nusantara bebas berdagang dan mengembara sendirian di atas kapal....Dan tidak perlu mahram dan merasa aman...
Ada banyak perempuan masa itu terkenal sebagai pedagang dan pengembara antar pulau. Sebut saja Nyai Gede Pinatih dari Gresik, ibu angkat Sunan Giri Prabu Satmata, yg dikenal sebagai pedagang sukses dan kaya raya.... Sunan Giri di masa mudanya pernah ke Banjarmasin membawa dagangan ibunya itu... Juga ada Nyai Tingkir, ibunda Jaka Tingkir yg juga usahawan sukses...
Jadi waktu itu perempuan Islam Nusantara betul-betul menikmati kebebasan...tidak butuh mahram... dan juga tidak kenal yg namanya budaya patriarki Nusantara.. lha wong peradabannya sudah demikian membentuk karakter perempuan yg mandiri dan bebas...
Baru kemudian datang orang-orang Barat, berkulitputih, ke Nusantara, menjajah, sekaligus membawa paham FREE SEX hingga muncul penyakit kelamin menular (seperti sipilis, kini AIDS). Waktu itu namanya "penyakit Portugis". Orang Spanyol menyebutnya "penyakit Franchi".
Sejak itu perempuan Nusantara menjadi tidak aman. Kemana-mana selalu diintai para bule yg selalu bernafsu liar dan tidak kenal norma seksualitas... Sehingga muncullah ide untuk membatasi ruang gerak perempuan agar tidak menjadi korban free sex bule itu. Bersamaan dengan terkurungnya perempuan ke dunia privat, dunia perdagangan Nusantara pun ikut surut, digantikan ekspansi monopoli Kompeni dan orang-orang Eropa lainnya.... Akibatnya, Nusantara jadi rusak dan binasa.... Dan orang-orang bule pun jadi panas, gak bisa lagi free sex, jadi impor perempuan bule dari Eropa untuk memuaskan nafsu bebas itu... Tapi lama-lama jatah perempuan bule selalu kurang...
Dari sana kemudian muncul ide dari kaum bule terpelajar untuk membawa kembali perempuan Nusantara ke ruang publik atas nama EMANSIPASI... untuk memenuhi layanan FREE SEX itu... Dan, bersamaan dengan munculnya sekolah-sekolah modern, perempuan Nusantara pun terpesona dengan ide perempuan modern.. Muncul Kartini.. hingga Dewi Sartika.. lalu ada program jender kini...
Tapi kita lupa bahwa EMANSIPASI juga berarti menyebarnya penyakit kelamin masuk ke dalam ruang privat keluarga ISLAM NUSANTARA......!!! Pas masuk kelompok wahabi yg juga dipompa dari para orientalis, intervensi RUANG PRIVAT dan penyebaran penyakit dalam RUANG PRIVAT itu lalu disakralkan dengan argumen perlunya perempuan Islam Nusantara didampingi MAHRAM saat keluar!!!!
Jadi, hancur sudah...Negara hancur, dagang berantakan, perempuan diprivatkan, kebudayaan dipatriarkikan, lalu keluarga islam Nusantara pun dinodai dengan penyakti kelamin.... itulah bencana FREE SEX yg mensakralkan program gender dan mahramisasi.......!!!
Mestinya yg harus di-MAHRAM-kan itu adalah para bule yg doyan free sex dan para penganjur emansipasi dan kesetaraan jender.....!!!!
#refleksi mengenang Nyai Gede Pinatih... lahal fatihah....
Oleh : Ust. Ahmad Baso
Post a Comment