Header Ads

stop peredaran rokok ilegal

Ketika Santri Mengalami Kekurangan Air Bersih

PAMEKASAN - Kekurangan air bersih akibat musim kemarau tidak hanya menyengsarakan masyarakat umum. Kalangan santri ternyata juga mengalami hal serupa. Bagaimana para santri mengatasi krisis air?

Suasana di Lapangan Kramat, Desa Potoan Laok, Kecamatan Palengaan, tidak seperti biasanya. Lapangan yang biasa dijadikan tempat latihan sepak bola itu, sekitar pukul 06.00 kemarin (7/11) dipenuhi ribuan santri berpakaian putih.

Para santri datang dengan berjalan kaki dari Pondok Pesantren (Ponpes) Banyuanyar yang berjarak sekitar 2 kilometer di utara Lapangan Kramat. Santri kemudian duduk di atas sajadah dan berbaris rapi sembari berzikir kepada Allah.

Ribuan santri terlihat khusyuk berzikir dan membaca doa yang telah tertulis di kertas yang mereka bawa dari pondok. Selesai berzikir, santri langsung bergegas untuk melaksanakan salat Istisqa.

Para santri melaksanakan salat Istisqa untuk memohon kepada Allah agar diturunkan hujan. Sebelumnya, Pengasuh Ponpes Banyuanyar RKH Syamsul Arifin dan pengasuh Ponpes Darut Tauhid Proppo RKH Ali Karrar juga telah tiba di lapangan.

Salat Istisqa dilangsungkan dengan diimami KH Ali Karrar. Sebelum salat dilangsungkan, ulama mashur di Pamekasan itu terlebih dahulu mengingatkan tata cara melaksanakan salat Istisqa. Mulai dari bacaan hingga pada anjuran untuk membalikkan pakaian seperti songkok agar diubah dari posisi semula.

Usai melangsungkan salat Istisqa sebanyak dua rakaat, giliran RKH Syamsul Arifin membacakan khotbah. Ulama karismatik ini meminta agar umat islam memperbanyak istigfar dan bertaubat kepada Allah. Umat Islam diminta berharap agar Allah menurunkan hujan yang menyuburkan dan memberi manfaat.

Masduki, panitia pelaksana salat Istisqa menyampaikan, Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum KH Ali Karrar meminta seluruh santri melaksanakan salat memohon hujan secara berjamaah. Hal itu karena persediaan air di pondok semakin menipis.

Kata dia, sudah cukup lama santri Pondok Pesantren Darul Ulum mengalami kekurangan air. Santri menyiasati masalah kekurangan air dengan mandi sekali dalam sehari. ”Air ada, tapi tidak mencukupi untuk kebutuhan ribuan santri. Air yang tersedia di pondok kami berasal dari sumber di Pegantenan,” tutur Masduki. (*/hud)

Tidak ada komentar