Header Ads

stop peredaran rokok ilegal

Kerajian Tampah Terancam Punah di Pamekasan

Pamekasan – Kerajinan tampah (nampan) saat ini mulai kurang diminati dan kerajinan yang telah turun-temurun itu terancam punah, khususnya di Kabupaten Pamekasan.

Salah satu pengrajin Tampah asal Desa Mapper, Kecamatan Proppo, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Pudali (36) menuturkan, saat ini pengrajin Tampah sudah sangat sedikit keberadaannya dan kurang diminati.

Pudali, yang sudah puluhan tahun menjadi pengrajin tampah itu menghawatirkan akan kepunahan kerajinan tersebut, sebab selama ini memang tidak ada perhatian Khusus dari pemerintah.

Hingga saat ini, ia masih saja setia menjaga kelestarian peninggalan nenek moyang itu, meskipun hasil penjualan tampah buatannya sangat tidak menguntungkan dan tergolong kecil.

“Ini adalah peninggalan sesepuh mas, karena mulai saya kecil sudah dikenalkan dengan tampah ini, dan ini sumber mata pencaharian saya,” katanya.

Dikatakan, pengrajin tampah yang ada di Kabupaten Pamekasan berpusat di Desanya itu, dan hasil kerajinan tampah desa yang terletak di Kecamatan Proppo itu memang sangat terkenal.

“Ini satu-satunya di Pamekasan, jadi Desa Mapper memang pusatnya pengrajin tampah,” urainya.

Bapak dari satu anak ini, terus akan menekuni profesinya sebagai pengrajin tampah, meskipun saat ini penjualannya sangat rendah.

Pudali bahkan harus menjual tampah hasil kerajinannya itu dengan berjalan kaki ke berbagai Kecamatan di Kabupaten Pamekasan dengan harga 1 tampah Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu.

“Saya juga menjual ini ke pasar-pasar mas. Seperti pasar Kolpajung, Pakong, dan Blumbungan,” timpalnya.

Pengrajin tampah di Desa Mapper ini memang masih sangat banyak. Tetapi, generasi muda sudah mulai enggan melanjutkan kerajinan tersebut.

“Disini hampir semuanya bekerja tampah ini mas, bahkan bisa dibilang satu kampung juga bekerja sebagai pengrajin tampah,” cetusnya.

Pudali berharap, pengrajin tampah di desanya itu mendapatkan sentuhan, perhatian dan bantuan dari pemerintah, baik berupa peralatan, pendidikan maupun modal. (Elm/EA) ( Media Madura)

Tidak ada komentar