Eksplorasi Migas di Pantura, Pemkab Tunggu Jadwal Sosialisasi
PANTURA – Eksplorasi minyak dan gas (migas) di daerah pantai utara (pantura) Sumenep yang berdekatan dengan wilayah Pamekasan masih teka-teki. Sebab, sosialisasi eksplorasi migas yang akan dilakukan Petronas belum jelas. Pemkab Pamekasan hanya bisa menunggu jadwal rencana eksplorasi tersebut.
Eksplorasi migas diprediksi akan berdampak pada dua kecamatan di wilayah utara Pamekasan, yakni Kecamatan Batumarmar dan Kecamatan Pasean. Dampak lingkungan diprediksi akan merugikan masyarakat di dua kecamatan tersebut, terutama yang bekerja sebagai nelayan.
Informasinya, lokasi eksplorasi tidak terlalu jauh dari titik pantai. Sayangnya pemkab enggan menjelaskan secara detail lokasi eksplorasi migas. Diprediksi, eksplorasi migas sekitar 3 mil dari pantai. Namun hingga kemarin (28/10), warga belum mendapatkan sosialisasi dampak lingkungan dari Petronas. Padahal dua bulan lalu Petronas berjanji sebelum akhir tahun akan melakukan sosialisasi.
Wajar jika rencana eksplorasi itu ditentang oleh warga setempat. Sebab, meski wilayah pengeboran masih termasuk Kabupaten Sumenep, namun pencemaran diprediksi mengenai dua kecamatan. Karena itu, Pemkab Pamekasan diminta tegas menyambut eksplorasi yang menyangkut nasib nelayan di wilayah utara.
Kepala Bagian Administrasi Sumber Daya Manusia (SDA) Kabupaten Pamekasan Shalah Syamlan mengatakan tidak mengetahui secara detail soal rencana eksplorasi migas. Dia hanya mengakui dalam waktu dekat Petronas akan melakukan sosialisasi. Sayangnya, pemkab hanya bisa menunggu karena hingga kemarin belum ada kepastian jadwal sosialisasi.
”Memang benar dua bulan lalu Petronas datang ke Pamekasan. Mereka berjanji akan melakukan sosialisasi. Kemarin sempat dilakukan namun terbatas. Nah, yang kedua ini direncanakan akan mengundang tokoh masyarakat lebih banyak lagi. Tapi kami masih menunggu jadwal kapan sosialisasi itu dilakukan,” kata Shalah Syamlan.
Mengenai dampak lingkungan terhadap dua kecamatan, dia menjelaskan, dua kecamatan akan membentuk tim jika eskplorasi sudah dilakukan. Hal itu untuk mengentahui seberapa besar dampak lingkungan yang dirasakan masyrakat, khususnya nelayan.
Dikatakan, pemkab berharap ada pemahaman yang sama antara masyarakat setempat dengan Petronas. Sebab, eksplorasi migas ini menjadi percontohan di Pamekasan. ”Sebelumnya belum ada eksplorasi migas di wilayah Pamekasan,” ujar Shalah Syamlan. (fat/hud)
Eksplorasi migas diprediksi akan berdampak pada dua kecamatan di wilayah utara Pamekasan, yakni Kecamatan Batumarmar dan Kecamatan Pasean. Dampak lingkungan diprediksi akan merugikan masyarakat di dua kecamatan tersebut, terutama yang bekerja sebagai nelayan.
Informasinya, lokasi eksplorasi tidak terlalu jauh dari titik pantai. Sayangnya pemkab enggan menjelaskan secara detail lokasi eksplorasi migas. Diprediksi, eksplorasi migas sekitar 3 mil dari pantai. Namun hingga kemarin (28/10), warga belum mendapatkan sosialisasi dampak lingkungan dari Petronas. Padahal dua bulan lalu Petronas berjanji sebelum akhir tahun akan melakukan sosialisasi.
Wajar jika rencana eksplorasi itu ditentang oleh warga setempat. Sebab, meski wilayah pengeboran masih termasuk Kabupaten Sumenep, namun pencemaran diprediksi mengenai dua kecamatan. Karena itu, Pemkab Pamekasan diminta tegas menyambut eksplorasi yang menyangkut nasib nelayan di wilayah utara.
Kepala Bagian Administrasi Sumber Daya Manusia (SDA) Kabupaten Pamekasan Shalah Syamlan mengatakan tidak mengetahui secara detail soal rencana eksplorasi migas. Dia hanya mengakui dalam waktu dekat Petronas akan melakukan sosialisasi. Sayangnya, pemkab hanya bisa menunggu karena hingga kemarin belum ada kepastian jadwal sosialisasi.
”Memang benar dua bulan lalu Petronas datang ke Pamekasan. Mereka berjanji akan melakukan sosialisasi. Kemarin sempat dilakukan namun terbatas. Nah, yang kedua ini direncanakan akan mengundang tokoh masyarakat lebih banyak lagi. Tapi kami masih menunggu jadwal kapan sosialisasi itu dilakukan,” kata Shalah Syamlan.
Mengenai dampak lingkungan terhadap dua kecamatan, dia menjelaskan, dua kecamatan akan membentuk tim jika eskplorasi sudah dilakukan. Hal itu untuk mengentahui seberapa besar dampak lingkungan yang dirasakan masyrakat, khususnya nelayan.
Dikatakan, pemkab berharap ada pemahaman yang sama antara masyarakat setempat dengan Petronas. Sebab, eksplorasi migas ini menjadi percontohan di Pamekasan. ”Sebelumnya belum ada eksplorasi migas di wilayah Pamekasan,” ujar Shalah Syamlan. (fat/hud)
Post a Comment