HOAX ???
Ciri-ciri Hoax (perlu baca agar
tidak gampang dibodohi)
akhir-akhir ini banyak sekali ya,
berita palsu atau hoax yang beredar di internet. Dengan berbagai macam motif
dan tujuan, orang2 yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan kebebasan yang
terdapat pada internet untuk menyebarkan berita bohong.
Mengenali Hoax
A. BENTUK HOAX.
Pada dasarnya Hoax bisanya berupa uraian tulisan ataupun foto/gambar yang disertai uraian di bawahnya.
Pada dasarnya Hoax bisanya berupa uraian tulisan ataupun foto/gambar yang disertai uraian di bawahnya.
B. TUJUAN HOAX
Hoax biasanya bertujuan untuk mencari sensasi. Semakin banyak orang yang terpengaruh pada informasi bohong yang pelakunya sebarkan, maka pelakunya akan semakin merasa puas. Kadang-kadang juga dapat terpengaruh oleh motif politik, menfitnah seseorang atau kelompok tertentu, mencari keuntungan dkk.
Hoax biasanya bertujuan untuk mencari sensasi. Semakin banyak orang yang terpengaruh pada informasi bohong yang pelakunya sebarkan, maka pelakunya akan semakin merasa puas. Kadang-kadang juga dapat terpengaruh oleh motif politik, menfitnah seseorang atau kelompok tertentu, mencari keuntungan dkk.
C.
MODUS OPERANDI
Para pelaku hoax akan berusaha agar berita bohongnya segera menyebar dan dibaca oleh banyak orang. Oleh karena itu agar pembaca yakin bahwa berita tersebut asli, mereka biasanya menggunakan istilah-istilah yang rumit dan tampak ilmiah.
Para pelaku hoax akan berusaha agar berita bohongnya segera menyebar dan dibaca oleh banyak orang. Oleh karena itu agar pembaca yakin bahwa berita tersebut asli, mereka biasanya menggunakan istilah-istilah yang rumit dan tampak ilmiah.
D.
CIRI-CIRI HOAX
ü Hoax yang berupa uraian tulisan / berita.
Salah satu citi utama hoax yang berupa uraian tulisan yaitu kata-katanya semua sama di semua situs apabila dicari di google, alias cuma Copy Paste dari satu situs ke situs lainya. Pikirkan aja pakai akal, apabila memang berita besar, tidak mungkin hanya ada satu penulis yang menulisnya.
Salah satu citi utama hoax yang berupa uraian tulisan yaitu kata-katanya semua sama di semua situs apabila dicari di google, alias cuma Copy Paste dari satu situs ke situs lainya. Pikirkan aja pakai akal, apabila memang berita besar, tidak mungkin hanya ada satu penulis yang menulisnya.
Cara mengetahui berita itu hoax / Berita Palsu
1. Hati-hati dengan judul provokatif
Berita hoax kerapkali membubuhi judul sensasional yang
provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya
pun bisa dicomot dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar
menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.
Karena itu, apabila menjumpai berita denga judul
provokatif, sebaiknya cari referensi berupa berita serupa dari situs online
resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan begini,
setidaknya pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.
2. Cermati alamat situs
Untuk informasi yang diperoleh dari website atau
mencantumkan link,
cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum
terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog,
maka informasinya bisa dibilang meragukan.
Menurut catatan Dewan Pers, di Indonesia terdapat
sekitar 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita.
Dari jumlah tersebut, yang sudah terverifikasi sebagai
situs berita resmi tak sampai 300. Artinya terdapat setidaknya puluhan ribu
situs yang berpotensi menyebarkan berita palsu di internet yang mesti
diwaspadai.
3. Periksa fakta
Dari mana berita berasal? Siapa sumbernya? Apakah dari
institusi resmi seperti KPK atau Polri? Sebaiknya jangan lekas percaya apabila
informasi bersal dari pegiat ormas, tokoh politik, atau pengamat. Perhatikan
keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa
mendapatkan gambaran yang utuh.
Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara
berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang
terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan
dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.
4. Cek keaslian foto
Di era teknologi digital, bukan hanya konten berupa
teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video.
Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca.
Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan
memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke
kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar
serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.
5. Ikut serta grup diskusi anti-hoax
Di Facebook terdapat sejumlah fanpage dan grup diskusi
anti hoax, misalnya Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), Fanpage
& Group Indonesian Hoax Buster, Fanpage Indonesian Hoaxes, dan Grup Sekoci.
Di grup-grup diskusi ini, netizen bisa ikut bertanya
apakah suatu informasi merupakan hoax atau bukan, sekaligus melihat klarifikasi
yang sudah diberikan oleh orang lain. Semua anggota bisa ikut berkontribusi
sehingga grup berfungsi layaknya crowdsourcing yang memanfaatkan tenaga banyak
orang.
Cara melaporkan hoax
Apabila menjumpai informasi hoax, bagaimana cara
mencegahnya supaya tidak merugikan orang banyak? Pengguna internet bisa
melaporkan hoax tersebut melalui sarana yang tersedia di masing-masing media.
Untuk Facebook, gunakan fitur Report Status dan
kategorikan informasi hoax sebagai hatespeech/harrasment/rude/threatening, atau kategori
lain yang sesuai. Jika ada banyak aduan dari netizen, biasanya Facebook akan
menghapus status tersebut.
Untuk Google, bisa menggunakan fitur feedback untuk
melaporkan situs dari hasil pencarian apabila mengandung informasi palsu.
Twitter memiliki fitur Report Tweet untuk melaporkan twit yang negatif,
demikian juga dengan Instagram.
Pengguna internet dapat mengadukan konten negatif ke
Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan melayangkan e-mail ke
alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id.
Post a Comment